KompetisiFilm Dokumenter Pelajar; Film Non-Kompetisi; Film Anak; Layar Tanjleb; Jadwal; Arsip; Tentang Kami; Menu. Home » Arsip. ARSIP. Parade Film Purbalingga 2007. Festival Film Purbalingga 2018. Festival Film Purbalingga 2019. Festival Film Purbalingga 2020. Festival Film Purbalingga 2021. Festival Film Purbalingga 2022. Call for Entry The Festival Film Dokumenter Indonesia is accepting documentaries until August 25th, 2019. Here you can find more information about their Call for Entry. About the festival Festival Film Dokumenter FFD is an annual event held by Forum Film Dokumenter, a non-profit organization based in Yogyakarta, focusing on documentary film research and archiving, as well as film appreciation for educational purposes. General Rules – The festival accepts feature-length over 40 minutes documentaries from Indonesian and foreign filmmakers; and Short Documentaries under 40 minutes from Indonesia High Schoolers are also able to submit. – Feature-length documentaries should have been produced between 2017 – 2019 for International filmmakers, and between 2018-2019 for Indonesian filmmakers. – Short Indonesian documentaries should have been produced between 2018-2019. – Students are welcome to submit as long as the director/s and the film crew are students, from junior to high school or equal during the production year of the film. The submitting person should send the student card or any copy of official document legalized by school that proven their status as an active student. – Film of any language including English must include English subtitle. – Important Film submitted to the festival will be archived by Forum Film Dokumenter for non-profit activities and educational purposes. Filmmaker will be informed for any activities involving the film outside this year’s festival timeline. Any screenings will be done with prior permission from the filmmaker. – Submission Fee FREE – Deadline August 25th, 2019 To submit to the festival and read the Rules & Regulations please follow the next link We remind readers that the 2019 Festival Film Dokumenter will take place from December 1st – 7th, 2019 in Yogyakarta, Indonesia. To see other Call for Entries please go to our section “Call for Entries”
Pada7 Agustus 2018, Wakil Walikota Jayapura Rustam Saru secara resmi menyambut baik kehadiran Festival Film Papua. Dari 19 film yang dihasilkan oleh pembuat film dokumenter di seluruh Papua yang dikirimkan untuk kompetisi terpilih 10 film terbaik yang diseleksi oleh 4 orang juri ditayangkan selama festival.
Call for Entry The Festival Film Dokumenter is accepting films until August 20th, 2018. Here you can find more information about their Call for Entry. Founded in 2002, Yogyakarta, Festival Film Dokumenter FFD is the first documentary film festival in Indonesia and Southeast Asia, focusing on the development of documentary film as a medium of expression and ecosystem of knowledge, through exhibition, education, and archiving. Setting forth the notion born in a light conversation between a group of youngsters, it sought to explore the raw potential in Indonesia’s cinema the documentary medium. Certain traits differentiate documentary films from other audiovisual products, a significant place as a media that educates, reflective, transcends time and space. Amidst the strong current of the mass media, documentary films hold its own role as independent, aspirational media. In its annual celebration every December, Festival Film Dokumenter always try to observe certain social issues as its focus, as well as creating a bridge between documentary filmmakers, professional filmmakers, and the general audiences, on the purpose of improving the quality and quantity of Indonesia documentary films. General Rules – Production year of the feature documentaries can be from 2016-2018. – Short Films in Competition must be produced between 2017-2018 and ONLY to Indonesian Nationality. – Short Films in Non- Competitive Seciton can be from any nationality and production year must be from 2016 to 2018. – Film of any language including English must include English subtitle. – Submission Fee FREE – Deadline August 20th, 2018. To read more about the Rules and Regulations please follow the next link We remind readers that the 2018 Festival Film Dokumenter will take place from December 5th – 12th 2018 in Yogyakarta, Indonesia. To see other Call for Entries please go to our section “Call for Entries”. BeritaUtama-Jateng Festival Film Dokumenter Pilih 80 Judul Film . Edisi, 9 Desember 2010

Interview Pilihan 19/11/2022 Passion & Intention is The Key Interview With Indonesia Feature-Length Documentary Competition Juries Yogyakarta, 19 November 2022 – We had a conversation with one of the judges of the Indonesia Feature-Length Documentary Competition, Dain Said. Interestingly, we spoke… 19/11/2022 Yang Penting dan Intim Wawancara Juri Kategori Kompetisi Dokumenter Pendek FFD 2022 Bagaimana pengalaman dan latar belakang profesional para juri berperan dalam proses pemilihan film dalam kompetisi Short Documentary? Puiyee Leong Latar belakang saya lebih ke pemrograman… 19/11/2022 Berpetualang di Planet Parung Panjang Sesi Tanya-Jawab bersama Hadafi Raihan Karim Yogyakarta, 18 November 2022 – Pada hari kelima gelaran Festival Film Dokumenter 2022, ditayangkan kompilasi lima film dalam program Spektrum yang fokus pada pembahasan mengenai… 19/11/2022 Sisi Lain Sayap Kanan Sesi Tanya-Jawab bersama Patryk Sielecki Yogyakarta, 18 November 2022 – Penayangan film pilihan dari program Kompetisi Dokumenter Panjang Festival Film Dokumenter 2022, Last Knights of the Right Side 2020, di… 19/11/2022 Refleksi Diri atas Gouden Koets Sesi Tanya-Jawab bersama Fransiscus Magastowo Yogyakarta, 18 November 2022 – Reflection of A Painting 2020, sebuah film yang menyajikan petualangan mengikuti jejak keluarga yang terhubung oleh pengalaman poskolonial, ditayangkan di… 19/11/2022 Tak Berhenti Membawa Semangat Multatuli Sesi Tanya-Jawab bersama Yogi Sumule Yogyakarta, 18 November 2022 – Sutradara Yogi Sumule hadir di antara penonton yang antusias mengikuti pemutaran After Multatuli Left 2020 di IFI-LIP Yogyakarta sore ini.… 19/11/2022 Memperjuangkan yang Tersisa di Hutan Kalimantan Sesi Tanya-Jawab bersama Arfan Sabran Yogyakarta, 18 November 2022 – Diguyur hujan deras, IFI-LIP Yogyakarta tetap dipenuhi penonton yang hendak menonton salah satu film pilihan dalam program Lanskap FFD 2022,… 18/11/2022 Mengulik Sisi-Sisi Segudang Wajah Sesi Tanya-Jawab bersama I Gde Mika Yogyakarta, 17 November 2022 – Sutradara I Gde Mika hadir di tengah-tengah penonton seusai penayangan film dokumenternya yang berjudul Segudang Wajah Para Penantang Masa Depan… 18/11/2022 Obrolan Panjang tentang Dokumenter Pendek Sesi Tanya-Jawab Program Kompetisi Pendek FFD 2022 Pada 17 November 2022, empat film dalam program Kompetisi Dokumenter Pendek diputar di Gedung ex Bioskop Permata, Yogyakarta. Keempat film tersebut antara lain, My Father’s… 17/11/2022 Muda, Berdaya, dan Bersuara Sesi Tanya–Jawab Program Kompetisi Dokumenter Pelajar FFD 2022 Yogyakarta, 16 November 2022 – Udara Yogyakarta yang masih dingin selepas diguyur hujan deras nyatanya tak menyurutkan antusiasme para penonton untuk mengikuti pemutaran tiga film… 17/11/2022 Membaca Ulang Sejarah; Yang Kini adalah Yang Lalu – Sesi Tanya-Jawab bersama Shin-Ichi Ise Yogyakarta, 16 November 2022 – Now is The Past – My Father, Java & Phantom Films Shin-Ichi Ise, 2021 mengisahkan tentang perjalanan seorang pembuat film… 16/11/2022 Ketika Dangdut adalah Cita-Cita Sesi Tanya-Jawab bersama Yuda Kurniawan Yogyakarta, 15 November 2022 menjadi hari pemutaran film dokumenter FFD 2022 pertama yang berlokasi di Bioskop Museum Sonobudoyo, Yogyakarta. Terdapat setidaknya enam film yang diputar… 12/11/2022 Naik Mesin Waktu Sebuah Perbincangan Bersama Timoteus Anggawan Kusno Timoteus Anggawan Kusno Angga akhirnya berhasil tiba di Sekretariat Festival Film Dokumenter FFD setelah berjuang menerjang hujan angin di sepanjang jalanan Yogyakarta. Berbalut jaket parasut,… 12/11/2022 Searching The Unseen Perbincangan bersama Vendy Methodos, Collaborating Artist FFD 2022 Tahun 2006 pascatragedi gempa bumi di Yogyakarta, Vendy Methodos memulai langkah pertamanya berkarya di jalan dengan nama “stalker”. Dalam ingatannya, hanya tiga kali Ia menggambar… 04/12/2021 Merekam Jalan Panjang Festival Film Dokumenter Digelar sejak 2002, Festival Film Dokumenter FFD diinisiasi oleh sekumpulan anak muda yang membicarakan kondisi dan urgensi dokumenter di Indonesia. Sebagai salah satu festival film… 04/12/2021 Dukungan Guru, Kunci Produktivitas Dokumenter Pelajar Tonny Trimarsanto dikenal sebagai sutradara dan fasilitator workshop film dokumenter. Sejak terjun di bidang dokumenter, sudah puluhan film dokumenter yang dilahirkan Lulusan Institut Kesenian Jakarta… 03/12/2021 Geliang-geliut 20 Tahun FFD dari Kacamata John Badalu John Badalu adalah produser dan publisis film sekaligus pendiri Q-Munity, organisasi yang yang menyuarakan isu-isu minoritas, terutama LGBTQ+ melalui seni dan budaya. Pada 2002, John… 03/12/2021 Wawancara Bersama Jewel Maranan 26 November 2021, tim FFD mendapat kesempatan untuk bertemu secara daring dengan Jewel Maranan yang berada di Filipina. Bertemu dengan seseorang yang berjarak ±2,620 kilometer… 23/11/2021 Konsistensi dan Semangat Eksploratif dalam Penciptaan Karya Piring Tirbing merupakan kolektif seni asal Yogyakarta yang berfokus di ranah sinema. Piring Tirbing dihidupi oleh anak-anak muda yang sejak 2016 lalu mengerjakan proyek film… 18/11/2021 Bertahan dengan Tetap Menjadi Kecil dan Sederhana Agung Kurniawan atau biasa dikenal Agung Leak merupakan commission artist Festival Film Dokumenter FFD 2021. Sejak tahun 90-an ia telah aktif di dunia seni. Agung… 16/11/2021 Teknologi Menonton Lintas Medium dalam Sudut Pandang Slamet Thohari Slamet Thohari adalah dosen Departemen Sosiologi Universitas Brawijaya yang banyak bergelut di isu-isu inklusivitas. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas… 16/11/2021 Mendalami Arsip Bersama Hardiawan Prayoga Hardiawan Prayoga adalah arsiparis IVAA Indonesian Visual Art Archive, yang bertanggung jawab mengelola Arsip IVAA yang komprehensif dan mudah diakses. Ia adalah lulusan studi pascasarjana… 16/11/2021 Membahas Distribusi Film bersama Gayatri Nadya Gayatri Nadya adalah distributor film di KOLEKTIF, sebuah inisiatif distribusi dan pemutaran yang berkolaborasi dengan berbagai komunitas film di Indonesia. Ia juga sempat menjadi tim… 16/11/2021 Menyoal Budaya Menonton Bersama Eric Sasono Eric Sasono adalah salah satu pendiri Indonesian Film Society, London, yang menyelenggarakan pemutaran film Indonesia secara reguler di London. Ia menyelesaikan pendidikan doktor bidang kajian… 15/11/2021 Intan Paramaditha Dokumenter adalah Wilayah yang Patut Dirawat Pada 11 Desember 2020, Tim Festival Film Dokumenter FFD mendapat kesempatan untuk mewawancarai Intan Paramaditha, penulis dan akademisi Indonesia yang terlibat sebagai juri Kompetisi Panjang… 14/12/2018 Wawancara bersama M. Haikal, Editor The Nameless Boy Seusai Malam Anugerah dan Penutupan FFD 2018 tanggal 12 Desember kemarin, tim FFD berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Muhammad Haikal, editor film The Nameless Boy 2018… 12/12/2018 Wawancara dengan Makiko Wakai Tim Festival Film Dokumenter FFD 2018 berkesempatan untuk mewawancarai Makiko Wakai, koordinator dari “New Asian Currents”, program kompetisi Yamagata Internasional Documentary Film Festival YIDFF yang… 11/12/2018 Wawancara Bersama Aryo Danusiri Aryo Danusiri, pembuat film dokumenter Indonesia yang kerap menggunakan pendekatan observasional, menemukan masalah dalam dokumenter-dokumenter Indonesia. Menurutnya, para pembuat film masih membangun dualisme antara teks… 09/12/2018 Wawancara Bersama Alexander Matius Alexander Matius, programer ruang pemutaran alternatif Kinosaurus Jakarta dan salah satu motor Cinemapoetica, melihat bahwa kompetisi adalah entitas yang penting dan perlu hadir di sebuah… 09/12/2018 Wawancara Bersama Sebastian Winkels Pada Jumat, 8 Desember 2018, tim Media dan Publikasi FFD mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Sebastian Winkels, seorang sutradara film asal Jerman. FFD di tahun… 28/12/2017 Wawancara dengan Angie Chen, Sutradara I’ve Got the Blues I’ve Got The Blues merupakan film dokumenter tentang Yank Wong, seorang pelukis, musisi, fotografer, art director, set designer. Dia adalah seorang lelaki renaissance yang mengekspresikan… 23/12/2017 Wawancara bersama Vivian Idris, Juri Kompetisi Kategori Pendek Bagi Vivian Idris, durasi menjadi hal penting yang perlu diperhatikan ketika membuat film dokumenter pendek. Pembuat film harus cermat untuk mengembangkan cerita pada durasi yang… 23/12/2017 Wawancara bersama Ronny Agustinus, Juri Kompetisi Kategori Panjang Di tahun 2017, Ronny Agustinus terlibat kembali sebagai Juri Kompetisi Film Dokumenter panjang, setelah sebelumnya pernah menjuri di FFD 2015. Kejeliannya dalam melihat fenomena sosial… 17/12/2017 Wawancara dengan Sandeep Ray, Juri Kompetisi Kategori Panjang Dalam kesempatan kali ini, Tim Publisis Festival Film Dokumenter mendapat kesempatan untuk mewawancarai Sandeep Ray, seorang pembuat film dokumenter, penulis, reviewer, dan pengajar di STUD-HASS.… 15/12/2017 Wawancara bersama Roy Thaniago, Pendiri dan Peneliti Remotivi Tim publisis Festival Film Dokumenter 16 berkesempatan mewawancarai Roy Thaniago, pendiri dan peneliti di lembaga kajian media Remotivi, yang menjadi salah satu pembicara pada program… 15/12/2017 Wawancara bersama Hore Besok Libur, Tim di balik Film Ojek Lusi’ Ojek Lusi Tour on Mud mengajak penonton kembali mengingat tragedi Lumpur Sidoarjo Lusi melalui kehidupan masyarakat setempat. Setelah 11 tahun tidak kunjung teratasi, bencana yang… 12/12/2017 Wawancara bersama Takuro Kotaka, Sutradara The Village’s Bid for UFO Takuro Kotaka, seorang pembuat film dokumenter asal Tokyo, Jepang memiliki cara unik untuk mendokumentasikan sebuah isu sosial. Melalui The Village’s Bid for UFO, ia menangkap… Review Film Pilihan 14/11/2022 A Night of Knowing Nothing 2021 Melihat Gejolak India dari Setumpuk Surat Pernahkah kita membayangkan bagaimana sebuah surat bekerja; bukan hanya untuk mengarsipkan pesan dan perasaan, tetapi juga sebagai medium perekam hal-hal di masa lampau dengan begitu… 14/11/2022 Wek Wek 2022 Pelajaran Hidup dari Pasukan Bebek Sukirman Lebih dari 300 ekor pasukan bebek keluar dari markas dan buru-buru menyerbu areal persawahan dengan cergas. Mereka berada di bawah komando Sukirman, pria kelahiran tahun… 13/11/2022 Spinning Yarn 2022 Memintal Harapan Para Pekerja Rumahan Saat melihat kain yang ada di sekitar kalian, pernahkah kalian berpikir siapa saja aktor yang berkontribusi di dalam proses pembuatannya? Apabila jawabannya iya, maka film… 13/11/2022 May day! May day! Mayday! 2021 Potret Perjuangan yang Tak Putus Kontestasi antara buruh dan pemilik usaha tidak bisa dipisahkan dari ketimpangan dan kerumitan hierarki dan relasi posisi. Adanya tujuan pemilik usaha untuk mengais keuntungan sebesar… 13/11/2022 Pulang dan Berulang 2021 Sebuah Wisata Meneropong Tragedi Masa Lalu “Tekan pesan Anda dengan cara hubungi ke bintang nomor tujuan, karena nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.” Sarah sedang… 13/11/2022 Street Opera 2022 Mengenai Hal yang Didengar Siang hari menjadi bingkai waktu yang memiliki asosiasi terhadap identitas bunyi-bunyian. Street Opera 2022 menghadirkan harmoni dari bunyi-bunyian yang tak asing bagi siapapun yang mendengarnya.… Indeks 30/12/2022 Newsletter Laporan Penyelenggaraan Festival Film Dokumenter 2022 Festival Film Dokumenter FFD merupakan salah satu program Forum Film Dokumenter yang berfokus pada pembangunan ekosistem dokumenter dengan memanfaatkan ruang ekshibisi dan diskusi yang inklusif. Setelah dua tahun sebelumnya diselenggarakan secara daring, tahun ini FFD kembali diselenggarakan secara langsung di… 19/11/2022 Highlight Program Peraih Penghargaan Program Kompetisi Festival Film Dokumenter 2022 Yogyakarta, 19 November 2022 – Penyelenggaraan Festival Film Dokumenter FFD 2022 secara resmi telah selesai. Setelah digelar di tujuh tempat selama enam hari berturut-turut sejak 14 November 2022, acara malam penutupan FFD dilaksanakan di Gedung ex Bioskop Permata, Yogyakarta. Pada… 19/11/2022 Interview Passion & Intention is The Key Interview With Indonesia Feature-Length Documentary Competition Juries Yogyakarta, 19 November 2022 – We had a conversation with one of the judges of the Indonesia Feature-Length Documentary Competition, Dain Said. Interestingly, we spoke in three languages at once which were Indonesian, Malay, and English. Dain Said is an… 19/11/2022 Highlight Program Kejujuran dan Kedekatan adalah Kunci Wawancara Juri Kategori Kompetisi Dokumenter Pelajar FFD 2022 Rabu 16/11 sore, para juri di Program Kompetisi Dokumenter Pelajar melakukan meeting penjurian yang berlokasi di Sagan 20. Mereka adalah Amalia Sekarjati, Siska Raharja, dan Winner Wijaya. Tim FFD berkesempatan untuk mewawancarai Siska dan Winner terkait dengan pemilihan special mention… 19/11/2022 Interview Yang Penting dan Intim Wawancara Juri Kategori Kompetisi Dokumenter Pendek FFD 2022 Bagaimana pengalaman dan latar belakang profesional para juri berperan dalam proses pemilihan film dalam kompetisi Short Documentary? Puiyee Leong Latar belakang saya lebih ke pemrograman film, setelah menonton 8 film saya menghargai bagaimana panitia seleksi telah memilih beragam film yang… 19/11/2022 Highlight Program Kisah sebuah Cerita Wawancara Juri Kategori Kompetisi Dokumenter Panjang Internasional FFD 2022 Makiko Wakai, Phillip Cheah, and Pierre-Emmanuel Barthe adalah tiga juri untuk kategori Kompetisi Dokumenter Panjang Internasional di Festival Film Dokumenter FFD 2022. Setelah selesai berunding untuk menentukan film pemenang dan film dengan special mention, tim FFD berkesempatan untuk mewawancarai ketiganya.… 19/11/2022 Highlight Program DOCTALK Meninjau Pentingnya Kerja Jaringan Produksi Dokumenter Indonesia Yogyakarta, 18 November 2022 – Memasuki hari kelima perhelatan Festival Film Dokumenter 2022, program DOCTALK disambut peserta yang antusias. Sesi DOCTALK kali ini dipantik oleh Watchdoc serta ADN Asosiasi Dokumenteris Nusantara dengan pembahasan seputar kerja jaringan dalam ekosistem film dokumenter… 19/11/2022 Interview Berpetualang di Planet Parung Panjang Sesi Tanya-Jawab bersama Hadafi Raihan Karim Yogyakarta, 18 November 2022 – Pada hari kelima gelaran Festival Film Dokumenter 2022, ditayangkan kompilasi lima film dalam program Spektrum yang fokus pada pembahasan mengenai kerumpangan’ film dokumenter. Telah ditayangkan There are Fish in The Water and Rice in The… 19/11/2022 Interview Sisi Lain Sayap Kanan Sesi Tanya-Jawab bersama Patryk Sielecki Yogyakarta, 18 November 2022 – Penayangan film pilihan dari program Kompetisi Dokumenter Panjang Festival Film Dokumenter 2022, Last Knights of the Right Side 2020, di Bioskop Sonobudoyo berjalan dengan meriah. Karya Michał Edelman dari Polandia ini menuai antusiasme penonton yang… 19/11/2022 Interview Refleksi Diri atas Gouden Koets Sesi Tanya-Jawab bersama Fransiscus Magastowo Yogyakarta, 18 November 2022 – Reflection of A Painting 2020, sebuah film yang menyajikan petualangan mengikuti jejak keluarga yang terhubung oleh pengalaman poskolonial, ditayangkan di IFI-LIP Yogyakarta hari ini. Film yang tergabung dalam program Perspektif Festival Film Dokumenter 2022 ini… 19/11/2022 Interview Tak Berhenti Membawa Semangat Multatuli Sesi Tanya-Jawab bersama Yogi Sumule Yogyakarta, 18 November 2022 – Sutradara Yogi Sumule hadir di antara penonton yang antusias mengikuti pemutaran After Multatuli Left 2020 di IFI-LIP Yogyakarta sore ini. Yogi mengawali sesi tanya-jawab dengan menceritakan pengalaman-pengalamannya selama memproduksi film berdurasi 118 menit ini. Menurutnya,… 19/11/2022 Interview Memperjuangkan yang Tersisa di Hutan Kalimantan Sesi Tanya-Jawab bersama Arfan Sabran Yogyakarta, 18 November 2022 – Diguyur hujan deras, IFI-LIP Yogyakarta tetap dipenuhi penonton yang hendak menonton salah satu film pilihan dalam program Lanskap FFD 2022, The Flame 2021. Setelah pemutaran, sutradara Arfan Sabran hadir untuk mengisi sesi tanya-jawab bersama para…Page 1 Page 2 Page 3 … Page 16

PagiYang Sungsang at Festival Film Dokumenter 2018. Forum Lenteng > Galleries > Project > Pagi Yang Sungsang at Festival Film Dokumenter 2018. Black and White Film Project Roadshow - Central Java Region; Golden Memories at JAFF; Posted by Dhuha Ramadhani on 13/12/2018 in . Share this gallery: Prescon festival film dokumenter 2018/Karni Narendra - Agenda tahunan FFD Festival Film Dokumenter kembali digelar pada 5-12 Desember 2018 di dua tempat yaitu di Taman Budaya Yogyakarta dan IFI LIP Yogyakarta. Memasuki usia yang ke-17 FFD tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana selalu mengangkat tema khusus. Tahun ini FFD tidak mengangkat tema yang spesifik. Hal tersebut merupakan upaya untuk menghidupkan kembali semangat awal FFD dalam mengamati perkembangan dokumenter sebagai refleksi sosial dan media edukasi, yaitu merekam yang tersisa, mencari yang tak terlihat, dan menemukan pengetahuan. Uki Satya Festival Director dalam konferensi pers 28/11 di IFI-LIP Sagan menjelaskan selama 17 tahun FFD telah mengalami berbagai macam program dan sering mengalami pergeseran,”apa sih esensi kita FFD mampu bertahan selama ini? Cara kita memandang documenter ini seperti apa?,” ujarnya. “Dokumenter sebagai medium yang tidak hanya memberikan tontonan tetapi isu-isu apa yang sedang aktual di sekitar kita dan isu-isu apa yang harus kita soroti?” jelasnya lebih lanjut. Agenda utama dalam FFD 2018 diantaranya pemutaran kompetisi dan non kompetisi, diskusi dan presentasi, ekshibisi, dan ini FFD menerima 118 film kategori dokumenter panjang internasional, 100 film kategori dokumenter pendek, dan 23 film kategori dokumenter pelajar. Kompetisi tahun ini melibatkan beberapa Juri kawakan yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Juri yang terlibat dalam film dokumenter panjang diantaranya Wakai Makiko programmer Yamagata International Film Festival, Nicolas Boone Filmmaker Perancis dan Bonnie Triyana Sejarawan Indonesia. Di kategori film pendek melibatkan tiga juri yaitu Mandy Marahimin Produser Tanakhir Films, Aryo Danusiri filmmaker Indonesia, dan Fan Wu programmer Taiwan International Documentary Festval dan beberapa juri yang lainnya. Sedangkan agenda pemutaran film non kompetisi akan dibagi dalam 13 program, yaitu perspektif, spektrum, Retrospektif, The Feelings of Reality, Taiwan Documentary, Polish Docs, Looking After the Family, A Play of Perspective, Fragmen kecil Asia, Human, Frame by Frame, DocSound, Lanskap, Le Mois du Documentaire, dan spesial screening Talking Money.
Filmdokumenter panjang itu bisa mulai ditonton 4 Agustus 2022. Sebagai produser dan sutradara antara lain hasil karyanya di film Labuhan Hati pada 2017, Lima (2018) dan 6,9 Detik (2019). Ia pun menulis skenario untuk Film Pesantren sempat tayang dan menjadi pembuka Madani Film Festival yang berlangsung pada 27 November hingga 4
RULES AND CONDITION GENERAL Festival Film Dokumenter FFD is an annual event held by Forum Film Dokumenter, a non-profit organization based in Yogyakarta, focusing on documentary film research and archiving, as well as film appreciation for educational purposes. In 2020, Festival Film Dokumenter’s Call For Entries opens for Competition Program. There are four categories open for the Competition Program. First, Feature-Length Documentary, which opens for Indonesian and foreign filmmakers alike duration above 40 minutes. Second, Indonesian Feature-Length Documentary for filmmakers of Indonesian nationality with the minimum 40 minutes duration. Third, Short Documentary, for Indonesian filmmakers with film of short duration under 40 minutes. And fourth, Student Documentary, which targets Indonesian students from junior to high school. From all submissions submitted, FFD will choose several films to be nominated for the final. Furthermore, the selected films that will be discussed again by the invited judges to determine the best films that are entitled to get the award Best International Long Documentary, Best Indonesian Long Documentary, Best Short Documentary, Best Student Documentary. SUBMISSION DEADLINE Film submission and shipment for all categories will be closed on August 5th, 2020 at WIB GMt+7 postmarked. SUBMISSION FEE Every category is free of submission fee. USAGE PERMISSION Film submitted to the festival will be archived by Forum Film Dokumeter for non-profit activities and educational purposes. Filmmakers will be informed for any activities involving the film outside this year’s festival timeline. Any screenings will be done with prior permission from the filmmaker. If there are any issues regarding this article, please contact the Festival immediately for further negotiation. FILM MATERIAL POLICY COPYRIGHTS It is the sole responsibility of the applicant to secure clearance of copyright holders of any copyrighted materials included within submitted film. FFD will not be held responsible for unauthorized inclusion of any copyrighted materials within or relating to submitted film. FFD reserves the right to disqualify any films with unauthorized inclusion of copyrighted materials. PRE-SELECTION Festival accepts two kinds of film format online screener and file in physical container. The physical container can be in flash disk or hard disk, and must be sent to the festival’s office check the address in “SHIPPING” and accepted by the festival no later than one 1 week after the submission closes. Every link with password preferably for online screener must remain active until the festival ends. To avoid re-sending film that passed the pre-selection process, it is recommended that applicants send their works in official selection format. MEDIA KIT & PUBLICATION Applicants are expected to enclose materials if any for publication needs. Works selected must authorize the Festival to use any clips within film with maximal duration in 3 minutes, still images, or any other materials included, for online or offline festival promotion in catalogue, website, and other kinds of publication. SCREENING FEE Applicants are expected to understand that Festival Film Dokumenter does not cover screening fee if the film is selected as the finalists of the Competition Category. SHIPPING Applicants shall bear the shipping cost of their films, which includes but is not limited to flash disk or hard disk, insurance fee, or any kind of cost incurred thereafter. The festival is not responsible for any damages or loss, except those that happen after the films are already under the festival’s possession. Films and any materials included must be sent to the Festival Film Dokumenter’s Office. ADDRESS & CONTACTS Festival Film Dokumenter Forum Film Dokumenter Jalan Prapanca Blok MJ I No. 1015, RT 054/RW 011, Kel. Gedongkiwo, Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55142 Indonesia Phone +62 811-2642-672 Email festival Website FILM SUBMISSION INTERNATIONAL FEATURE-LENGTH DOCUMENTARY Submission is open to applicant of any nationalities. Duration of film is above 40 minutes, credit title included. Production year 2018-2020. LANGUAGE AND SUBTITLE Films in any languages including English must include English subtitle. INDONESIAN FEATURE-LENGTH DOCUMENTARY SHORT DOCUMENTARY STUDENT DOCUMENTARY VALIDATION By submitting their films, applicants fully understand and agree of all the aforementioned regulations. Should any matter come into dispute, only the Indonesian version of these regulations will be regarded as valid and any of such dispute must be settled under Indonesian law.
StreetVendors: Medellín, Tirana, Johannesburg, Yogyakarta (2018) is a video installation featuring four films about street vendors in four cities on four continents. The rhythm of the films follow the rhythm of an elapsing day. The exhibition at MES 56 was part of Festival Film Dokumenter 2018. December 12 until January 12, 2019. 2019
Place Yogyakarta, IndonesiaWebsite ffdjogjaTwitter –Instagram ffdjogja About Festival Film Dokumenter FFD is an annual event held by Forum Film Dokumenter, a non-profit organization based in Yogyakarta, focusing on documentary film research and archiving, as well as film appreciation for educational purposes. Articles 07/08/2021 – Festival Film Dokumenter – Call for Entry 2021 Call for Entry 05/12/2020 – Festival Film Dokumenter – Call for Entry 2020 Call for Entry 07/07/2019 – Festival Film Dokumenter – Call for Entry 2019 Call for Entry 10/17/2018 – Festival Film Dokumenter Film Criticism Workshop – Call for Applications Call for Applications 05/07/2018 – Festival Film Dokumenter – Call for Entry 2018 Call for Entry Go back to the Active Festivals

Tigakarya film dokumenter diumumkan saat penutupan sekaligus Peringatan Hari Masyarakat Adat Sedunia pada Senin (9/8/2021). Ini 10 Karya Dokumenter yang Masuk Nominasi Festival Film Papua 2021. Adapun juara dua, film garapan Kristina Soge dan Denis Tafor, berjudul Dari Hutan Kitong Hidup, durasi 13.00 menit. Motor Honda CRF 2018 Bekas

News The Festival Film Dokumenter FFD along with the Yamagata International Documentary Film Festival YIDFF will organize a Film Criticism Collective Workshop during the 2018 Festival Film Dokumenter December 5th – 12th in Yogyakarta, Indonesia. The deadline is October 22nd so hurry up and send your applications! About the workshop Film Criticism Collective Workshop will provide training in critical framework and incisive writing about documentary cinema, while offering immersion in the lively atmosphere of an international film festival. Participants will also attend film screenings during the festival to later; write about them for regular tasks and discussions with mentors and fellow participants. Moreover, participants will have the opportunity to attend the public lectures organized by FFD, which mainly focus on contemporary issues regarding documentary developments and film festivals in South East Asia and even Asia. How to apply – The submission is open for participants from Japan and South East Asian Countries. – Participants must be able to attend the workshop during FFD 2018 from December 6th –11th. – Flight return and accommodation during workshop will be covered for all selected participants from Southeast Asian Countries and Japan. – Participants must be capable to write and engage in discussions in English – Application must be done via website here – Deadline October 22nd, 2018 MENTORS Chris Fujiwara, a film critic and programmer. Chris has written and edited several books on cinema and has contributed to numerous anthologies and journals. He was formerly Artistic Director of Edinburgh International Film Festival, and he has also developed film programs for Athénée Français Cultural Center Tokyo, Jeonju International Film Festival, Sydney Film Festival, Mar del Plata Film Festival, and other institutions. He has lectured on film aesthetics and film history at Tokyo University, Yale University, Temple University, Emerson College, Rhode Island School of Design, and elsewhere. He has organized or served as a mentor for film criticism workshops at YIDFF, the Berlinale, Melbourne International Film Festival, the International Film Festival of Kerala, and Salamindanaw Asian Film Festival. Adrian Jonathan Pasaribu, born in Pasuruan in 1988, is the co-founder of Cinema Poetica — a collective of film critics, journalists and activists in Indonesia. Established in 2010, Cinema Poetica focuses on knowledge production and distribution as a response to the lack of film literature in Indonesia. The collective publishes their works in and regularly organizes film criticism workshops for students. Adrian has developed film programs for several film festivals and screening spaces in Indonesia. From 2007 to 2010, he worked as the program manager of Kinoki, an alternative screening space in Yogyakarta. Since then Adrian has developed film programs for several screening spaces and film festivals, namely Festival Film Dokumenter, Jogja-NETPAC Asian Film Festival, ARKIPEL International Documentary & Experimental Film Festival, and Singapore International Film Festival. Currently, he is researching about the historical unknowns of Indonesian cinema. About Film Criticism Collective Founded in Japan in 2015, the Film Criticism Collective is intended to develop and encourage film criticism, to facilitate interaction among critics of different countries, and to make the writing of East Asian critics more accessible in English. The main activity of FCC is the Film Criticism Workshop, which is held every two years at the Yamagata International Documentary Film Festival, with the support of the Japan Foundation Asia Center. FCC also held a Film Criticism Workshop at Salamindanaw Asian Film Festival in General Santos, Philippines, in 2016.
.
  • 71ehzp6ofv.pages.dev/200
  • 71ehzp6ofv.pages.dev/388
  • 71ehzp6ofv.pages.dev/54
  • 71ehzp6ofv.pages.dev/50
  • 71ehzp6ofv.pages.dev/393
  • 71ehzp6ofv.pages.dev/26
  • 71ehzp6ofv.pages.dev/291
  • 71ehzp6ofv.pages.dev/164
  • 71ehzp6ofv.pages.dev/190
  • festival film dokumenter 2018